Sabtu, 21 Januari 2017

light sleeper baby

My daughter is a light sleeper, she's getting distracted from her sleep so easily that I need to be careful. She will wake up every time I leave her side;  she may have some kind of heat sensor to detect the absence of body heat around her. Or super nose to sense the smell of milk. I guess both of them, it's still a mystery.

One fine morning, she looked very much asleep so I decided to take a bath. My husband already left for work and my house assistant had yet to come. You know, taking a bath peacefully is such a luxury mamas rarely have when papas' away, because when mama disappears behind the closed door, le daughter will cry a bloody river. Hah.

I was scrubbing my skin for less than five minutes when l I realized that I hadn't locked the front door. I might leave it wide open.  I frantically finished my precious activity, opened the door, and literally JUMPED OUT when I saw a shadow. Then I realize it was my daughter who only minutes ago slept like a baby! Oh dear.. and she just smiled so wide after she found her milk factory..

Senin, 21 November 2016

Dat.Moment

Ketika mamo bangun tidur, bayi pun ikut bangun.

Lalu bengong

Lalu tatap-tatapan lama, mata memandang mata.

Mamo lalu senyum.

Si anak bayi membalas dengan senyuman over dosis sukrosa.

Uuhhh pagi-pagi aja udah bikin mamo melelehhhhh...


Selasa, 15 November 2016

Cold War

Jadi beberapa hari lalu, gw lagi perang dingin sama abang suami. Masalahnya sih sepele banget, saking sepelenya gw pun malu buat mendetailkannya. Intinya gw sama abang diem-dieman aja gitu. Masing-masing nunggu pihak seberang ngomong duluan/minta maaf. Dan itu berlangsung nyaris seharian.

Si Momo tentu dipegang gw. Hari itu pas agak rewel pula. Sadar kali ya ayah ibunya lagi dalam suasana ngga enak. Huhu, jadi merasa bersalah sama bayi deh.

Yang namanya lagi berantem sama suami, pasti hati gw ngga tenang dong. Huhu. Sedih, mellow. Tapi masih bercampur panas hati, jadi tetep gengsi mau nyamperin duluan. Menjelang malam, baru deh kita baikan meski lewat argumen dulu dikit.. Udah mao empat tahun nikah, tetep aja ya berantemnya kayak anak-anak, wkwkwk.

Terus gw iseng buka hape suami. Kalo lagi berantem, dia ngapain sih. Galau ga ya dia. Muka sih di-setel jutek gitu sepanjang hari.

Cek cek

Tebak apa yang dia buka?

kshowid.com dong!!! ampoooonnnnnn.... terus yang ditonton udah episode-episode terakhir gitu alias seharian berantem itu dia beneran fokus nonton drama korea 😂



NB : laki gw TIDAK  nonton drama unyu romance a la a la gitu.. yang dia tonton drama korea dengan tema-tema action thriller yang serius serius gitulaah

NB 2 : note di atas wajib dibaca biar laki ijk ga marah 😝

Senin, 14 November 2016

Sleeping like a baby..

Alhamdulillah, gw dianugerahi bayi yang luar biasa aktif, yang even saat nenen atau tidur pun dia masih musti gerak-gerak. Kalo nenen, biasanya tangan dia aktif nyakarin muka gw (sakit euy! apalagi kalo kukunya pas panjangnya nanggung--udah panjang tapi belum terlalu panjang sehingga mak-nya deg-degan kalo mao motong). Kalo tidur? Musti lasaaakk banget. Gulang guling sana sini. Sering juga kayak ngigau gitu. Nah,  ini yang paling bikin mamak deg-degan.

Bukan apa-apa, hati mamak tuh selalu luar biasaa lega kalo udah berhasil nidurin bocah.

'Waktunya nontonin oppa dan ahjussi ganteng nih' pikir gw. ME TIME!

Tapi pas baru buka situs streaming penuh iklan, si bocah ini seriiingg tiba-tiba kebangun. Langsung ambil posisi duduk. Mata dia bertemu mata gw beberapa detik.... gw terdiam mematung bagaikan maling lagi ke-gap... sampai akhirnya dia roboh dan tidur lagi! Fyuuhh.. ngigau doang dia.

Ah, jadi inget quote di nursery room entah di mana. Tulisannya kurang lebih begini :

'Kalo ada yg bilang "sleeping like a baby" itu artinya tidur nyenyak pulesss, pasti tuh orang yang ngomong kagak pernah hidup sama bayi'

Sabtu, 12 November 2016

sleepy daddy and little baby

beberapa malam ini, gw lagi nyoba ngebiasain momo tidur tanpa nenen. bukan gw mao nyapih tentunya. lebih ke arah supaya si bayi bisa belajar tidur sendiri tanpa tergantung nenen. tentunya sebelum jadwal tidur dan sebelum rewel minta nenen karena ngantuk, dia udah gw suplai asi dulu. 
dan prosesnya emang luar biasa drama. dia ga nangis-nangis sih. tapi dia gelisah, manjat-manjatin gw. even gw pura-pura tidur, merem. dia bakal garuk-garuk muka gw, terus ya itu.. dia bakal manjat-manjatin gw bolak-balik. mao gw niat tidur beneran juga ga bakal kesampaian kalo nih bocah ga berenti nge-bully emaknya.

lalu si abang pun volunteer nemenin momo bobo dan gw diusir ke luar karena kayaknya keberadaan emaknya justru bikin si momo pengen maen. ya udah, mengungsilah gw keluar sambil nyemal-nyemil me time asik. 

terdengar tangisan pemberontakan si bayi yg nyariin emaknya. disusul suara abang suami nyanyiin segala lullaby sambil tepak-tepok pantat bayi. lalu hening. 

'wah mantep jg nih laki gw' ucap gw dalem hati sambil berharap mulai besok si momo di-handle abang aja untuk urusan tidur malem.

ga berapa lama kemudian...

srettt.. sreettt... kreekkkk

pintu kamar kebuka. lalu si bocah cantik kesayangan merangkak keluar kamar. muka girang menemukan emaknya lagi nonton drakor di luar. 

terus laki gw kemana????

MOLOR aja dong dia! kagak sadar anaknya udah keluar kandang T_T

Kamis, 17 Maret 2016

Bagaimana Memulai Program Hamil?

Salah satu hal penting yang saya pelajari dari sebuah pernikahan adalah kenyataan bahwa membuat anak itu tidak semudah memasak makanan. Bahan ini-itu dicampur lalu jadilah rendang, misalnya. Proses pembuahan oleh suami-istri itu ternyata tidak selalu berhasil mengikuti standard operating procedure di mana sperma adalah perenang handal yang pasti sukses menyelami tuba falopi hingga mencapai ovum yang telah cukup matang, lalu terjadi pembuahan dan voila! Sembilan bulanan kemudian brojol. 

Sesungguhnya, banyak sekali faktor-faktor dalam sistem tubuh wanita dan pria yang mendukung suksesnya kehamilan. Dan faktor utamanya memang tidak dapat dipungkiri, faktor tangan Tuhan. Ada pasangan yang langsung berhasil hamil dalam sekali percobaan, tapi tak sedikit pula yang harus melakukan berbagai persiapan dahulu, termasuk pengobatan, yang terkadang memakan waktu, sebelum berhasil. Kita sebagai manusia pastinya tidak pernah memilih jalan yang sulit, namun jika Allah berkehendak, kita hanya bisa yakin bahwa selalu ada hikmah di balik kehendak yang Allah tetapkan untuk kita.

Saya perhatikan, banyak pasangan-pasangan yang ingin memulai program anak namun masih clueless dengan tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Dan saya jadi kebelet pengen sharing berdasarkan pengalaman saya sendiri serta dari berbagai sumber yang saya baca, karena saya pun dulu banyak terbantu oleh tulisan para pejuang momongan di berbagai blog dan forum. Anggap saja ini balas budi saya terhadap para ibu-ibu tersebut ya :) 

Saya jelas bukan dokter atau tenaga kesehatan, jadi apa yang saya tulis di bawah ini benar-benar berdasarkan pengalaman sendiri saja ya. 

Bismillah

Untuk memulai program hamil, nomor satu tentunya adalah dengan pergi ke dokter kandungan yang terpercaya. Kalau bisa sih yang memang spesialis di bidang infertility (ada tambahan title Kfer di belakang SPOG-nya) atau dokter kandungan yang sudah memiliki reputasi baik di bidang infertility meski belum spesialis . To be honest, kebanyakan SPOG yang terkenal adalah pria. Dan terkenal buat saya berarti mereka memiliki lebih banyak pengalaman dalam berbagai kasus infertilitas, yang adalah faktor penting dalam memilih dokter. Tapi itu semua tergantung kenyamanan masing-masing pastinya karena yes, dalam berbagai pemeriksaan ini memang ada saatnya kita harus "buka-bukaan" secara harafiah. Dan pastinya cari yang punya reputasi sebagai dokter yang ramah dan komunikatif, ini pentiiingg sekali. Mengapa? Karena proses ini sesungguhnya cukup melelahkan secara fisik dan mental. Kita butuh banget dokter yang bisa ber-empati dengan kondisi kita, yang dapat menyemangati kita dengan aura positif mereka. Bukan yang malah menjatuhkan mental. 

Setelah itu ada berbagai tes/tindakan yang dapat dijalani oleh suami istri :

1. USG Transvaginal - istri
Yes, ini USG yang dilakukan dengan memasukan alat (si 'kamera' USG) ke dalam vagina. Hasilnya jelas lebih terang daripada USG abdomen. USG ini dilakukan sebagai langkah pertama untuk melihat kondisi rahim dan ovarium kita. Paling baik dilakukan ketika kita dalam kondisi menstruasi (yup, saat MENSTRUASI), biasanya di hari ke-2 siklus. Lalu dicek lagi di sekitar hari ke-11 siklus (sekitar masa subur) untuk memantau kondisi ketebalan dinding rahim dan perkembangan sel telur. 

Risih? Sudah pasti! 

Apalagi kalau dokternya laki-laki. Tapi lama-lama kalau udah terbiasa sih jadi cuek aja. Mikirnya kan buat medical purpose juga. Lebih baik sih suami juga nemenin ya tiap ada tindakan yang satu ini. 

2. Tes darah - istri
Cukup banyak tes darah yang perlu dilakukan. Pertama, jelas tes darah untuk segala hormon yang terkait sistem reproduksi kita, di antaranya FSH, LH, TSH, estradiol, prolaktin, progesteron. Berhubung aktivitas reproduksi kita memang tergantung banget dengan hormon-hormon di atas, jadi sekalinya ada yang melenceng, bisa langsung mempengaruhi kondisi tubuh kita. Misalnya menstruasi yang menjadi tidak teratur. 

Kemudian tes TORCH untuk mengetahui apakah kita sedang terinfeksi virus Tokso, Rubella, CMV, atau HSV. Ini juga penting karena termasuk faktor penghambat kehamilan, plus kalau hamil dengan kondisi terinfeksi, kans keguguran menjadi lebih besar atau janin dapat mengalami kecacatan. Yang di-tes adalah igg dan igm-nya, di mana kalau hanya igg yang positif itu artinya kita pernah terinfeksi di masa lalu namun saat ini kondisi virusnya sedang dormant. Sedangkan jika igm positif artinya saat ini kita sedang terinfeksi. Dulu saya semua igg-nya positif kecuali tokso, igm semua negatif. Ga masalah dan ga perlu minum obat tertentu. 

Selain itu, yang perlu dites adalah kekentalan darah kita karena faktor darah kental tersebut dapat menghambat asupan nutrisi untuk janin yang bisa menyebabkan keguguran. Kalau ngga salah nama test-nya ACA, tapi saya waktu itu test untuk D-Dimer juga.

Tes darah lain yang saya lakukan adalah tes untuk hormon insulin dan gula darah, karena dari hasil USG, saya terindikasi PCOS (polycystic ovarian syndrom).

3. HSG (histerosalpingografi)
Ini adalah tahapan untuk mengetahui apakah tuba falopi (saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim) kita tersumbat atau tidak. Ini penting sekali karena inilah saluran di mana sperma berenang menuju sel telur dan juga saluran di mana sel telur yang berhasil dibuahi menggelinding menuju rahim. Artinya jika ada sumbatan/perlekatan pada tuba, akan sulit terjadi pembuahan secara normal. 

Tindakan dilakukan dengan dokter radiologi. Prosedurnya, pertama kita akan diminta berbaring di semacam meja roentgen, kemudian dokter akan memasukan selang ke dalam vagina kita. Setelah siap, dokter akan menyemprotkan semacam cairan kontras melalui selang tersebut, dan pada saat yang bersamaan, asisten di lab akan "memotret" melalui meja roentgen tersebut. Paham kan? Sama seperti roentgen paru-paru tetapi ini yang di roentgen bagian rahim dan sekitarnya. Cairan kontras itu sendiri fungsinya untuk mengetahui apakah ada saluran yang tersumbat. Jadi kalau tidak ada sumbatan, pada hasil roentgen akan tampak bahwa cairan berhasil melewati tuba fallopi. 

Jujur, buat saya rasanya tindakan ini menyakitkan. Tapi tidak semua orang merasa sakit loh, ada juga yang sekedar merasa sakit seperti menstruasi. Kalo saya? Sampai muntah-muntah! 

4. Tes sperma - suami
Tes ini dilakukan untuk mengetahui jumlah sperma serta motilitas (pergerakan) sperma. Intinya untuk mengetahui apakah kuantitas dan kualitas sperma cukup prima untuk memungkinkan terjadinya pembuahan.

Setelah tahapan pemeriksaan tersebut selesai, baru diputuskan treatment apa yang sebaiknya dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut. Misalnya jika hormon ada yang tidak seimbang, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk menormalkannya. Atau jika tuba falopi tersumbat, mungkin dibutuhkan operasi laparoskopi atau malah langsung lompat ke proses bayi tabung. 

Jenis pemeriksaan dan treatment yang dilakukan tentu saja dapat berbeda-beda tergantung kebijakan dokter. Saran saya, kita harus jadi pasien yang pintar. Jangan hanya nurut dan 'iya-iya' aja apa kata dokter, tapi kita juga harus membekali diri kita dengan berbagai bacaan terkait infertilitas dan aktif bertanya pada dokter jika ada hal yang kita tidak ketahui. 

Untuk masalah biaya (saya tahu ini penting sekali), sayangnya saya tidak punya informasi untuk segala tagihan untuk program ini karena seluruhnya ditanggung oleh kantor. Saya jadi tidak terlalu memperhatikan tagihan-nya (malah rasanya kadang saya tidak menerima tagihan setelah pemeriksaan atau treatment). Tapi sekedar mengira-ngira, kurang lebih untuk pemeriksaannya saja mungkin lebih dari lima juta rupiah. Yang saya ingat test TORCH sendiri sudah sekitar dua juta. Tes hormon juga kalau tidak salah cukup mahal. Belum biaya bolak-balik ke dokter, termasuk pemeriksaan USG yang bisa mencapai tiga ratus sampai lima ratus ribu per kedatangan. Memang cukup mahal ya, tapi insya Allah semoga rezeki kita selalu dimudahkan. 

Terakhir, saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa anak adalah hak prerogatif Allah. Guru ngaji saya pernah berkata bahwa misalnya jika ada satu pasangan yang sudah rajin berdoa dan berikhtiar namun belum dikaruniai anak oleh Allah, bukan berarti Allah sedang memberikan cobaan pada pasangan tersebut. Bisa saja Allah menunda mengabulkan justru karena Allah senang mendengarkan doa-doa yang dilantunkan pasangan tersebut kepada-Nya. 

Dan sekali lagi, Allah pasti akan memberikan karunia-Nya di saat yang paling baik menurut-Nya. Itu hal yang benar-benar saya rasakan ketika saya positif hamil setelah dua tahun lebih menikah. Selalu ada hikmah di balik setiap cerita. 

Dan hal penting lainnya, JANGAN PEDULIKAN APA KATA ORANG LAIN. Kalau kata suami saya, kita tidak pernah bisa mengendalikan apa yang orang lain katakan tapi kita BISA mengendalikan cara kita bereaksi menerimanya. Stay positive! 


Selamat berjuang!

Bonus : foto Momo

Rabu, 16 Maret 2016

Dua Bulan Pertama dan Dua Produk Andalan Mama

*syuuhh syuuhhh
(tiup debu saking lamanya ini blog dicuekin)

Anyway, udah nyaris setahun berlalu sejak terakhir kali gw nge-post sesuatu di sini. Sejak itu, kehamilan gw pun makin guedee (naik 15 kg sajah), dan akhirnya di bulan januari kemarin, Alhamdulillah lahirlah si kecil imut-imut Momo. 

Lalu, tau-tau aja udah 2 bulan lebih gw menyandang status baru sebagai seorang ibu. Eaaa.. tetiba hidup berubah. Sekarang, kasur di rumah ketambahan satu penghuni yang menjajah space paling luas (emak-babenya jadi dempet-dempetan mesrah deh). Tau-tau udah 2 bulan juga ngga pernah tidur straight 8 jam #curcol

TAPI, dibanding capeknya, hati  ini bagaikan menang undian 1 miliar tiap kali ngeliat Momo membalas senyum gw. Dan rasanya seperti liburan ke yurop tiap ngeliat Momo ketawa sendiri dalam tidurnya (ngelindur neng?). Kayak jatuh cinta setiap hari. Dan cintanya berbalas pula. 

Ah biarlah untuk sementara ini ijazah magna cum laude (sombong!) gw dilempar dulu ke dalam palung terdalam, yang penting Momo terjamin ganti popok dengan teratur. Yang penting tiap Momo laper, kendinya selalu available. Yang paling penting, gw pengen menyaksikan perkembangan Momo dengan seksama dan sebaik-baiknya.

Dan dari pengalaman nubie selama dua bulan ini, gw pengen nge-review dua produk Holy Grail yang udah menyelamatkan emak parnoan ini dari beberapa problematika khas bayi. Cekdisaut gaess... 


krim andalan mamamomo

1. Earth Mama Angel Baby Bottom Balm

Clodi? Apa itu clodi? hiikss..
Emak Momo sebenernya udah menyiapkan clodi ato cloth diaper/popok kain modern buat Momo sejak newborn.. but end up cuma dipake sesekali berhubung pospak lebih praktis sis! Ditambah waktu dipakein clodi, si momo jadi males pipis gitu. Pernah dipake 4 jam-an gitu, eh si clodi tetep kering tiada jejak basah-basah. Padahal kan pas newborn bayi kerjanya pipis muluk! Ya udah, cuss ampe sekarang Momo 24 jam pake pospak. Tapi niat bulet sih nanti kalo udah 3 bulan mau dipakein clodi lagi, secara oh secara si emak impulsif satu ini udah nyetok clodi mahal-mahal. Plus gw emang pengen banget lho mengurangi sampah-sampah pospak yang entah berapa tahun lagi baru terurai. Sejak jadi emak, gw juga resmi jadi environment destroyer. Selain pospak, mamak Momo juga banyak banget make tissue dan kapas buat urusan bersih-bersih patpat ini. Berapa banyak pohon yang ditebang demi patpat Momo? Hiks.

Anyway terkait pospak-pospakan, Momo ini sempet ga cocok sama sesediaper merk terkenal warna biru tua, yang bikin patpat mungil mulusnya jadi merah hukhuk. Waktu itu rasanya berasa gagal jadi seorang Ibu deh hiks :(

Pake salep dari dokter kok ya ngga gitu ngaruh.. akhirnya dari browsing di berbagai forum ketemulah produk EMAB bottom balm ini. Cuss klik klik bungkus (belanja online sis). Aaannd.. it works like magic! Dalam sekali ganti popok, patpat Momo kembali muluss.. hepi beraattt emaknya! Kalo baca kandungannya sih, yang paling banyak minyak zaitun dan shea butter ya, jadi ada fungsi ngebikin protective barrier antara kulit patpat dan segala kotoran di popok sekaligus meredakan ruam dan melembabkan kulit. Padahal gw udah sempet juga lho pakein extra virgin olive oil dari dapur sebelum beli balsam ini tapi ga se-ngefek itu.

Earth Mama Angel Baby Bottom Balm Ingredients


Dan nilai tambahnya, balsam (konsistensinya aja yang kayak balsam, tapi ga ada rasa-rasa anget macam balsam urut kok) ini menggunakan bahan-bahan natural yang sebagian besar bersertifikat organik. Bahkan mereka berani klaim ZERO toxic (pokoknya ngga ada nama kimia yang sulit dilafalkan deh di daftar ingredientsnya, diganti jadi nama latin tumbuhan). Tetap aman meskipun ga sengaja kemakan lho. Udah gitu balsam ini ngga cuma buat patpat aja tapi bisa buat segala kebutuhan, mulai dari gatel-gatel, kulit kering sampai luka-luka kecil (Momo doyan tuh nyakar-nyakar muka sendiri). Dan bisa digunakan juga untuk mereka yang memakai clodi. 

Cintah banget deh sama produk ini. Sebotol 60ml ini juga mayan awet, kayaknya bisa bertahan sampai 3 bulanan deh (udah 2 bulan pakai sekarang sisa seperempat jar). Meski bisa dipake apa aja, balsam ini mostly gw pake untuk urusan patpat aja. Kenapa? Soalnya buat gw urusan patpat ya buat patpat aja, jangan naik ke muka. Hoho. 

2. California Baby Calendula Cream

Ada yang punya anak dermatitis atopic (DA)?
Well, emak Momo tambah stres pas dokter bilang Momo DA karena alergi susu ketika di suatu hari muka Momo jadi ruam-ruam merah. Orang dulu bilangnya ruam karena ASI, tapi itu SALAH! ASI ngga bikin ruam ya jeng. DA ini mostly muncul di anak-anak yang punya bakat alergi dari kedua orangtuanya, ngga berhubungan dengan masalah higienitas. Cuma kalo udah ruam terus ga dijaga kebersihannya yaahh dikhawatirkan makin meradang aja ruamnya.

Jadilah cukup emaknya aja yang harus super picky untuk urusan makan sehari-hari (magnum? apa itu magnum?)

Intinya gw sedih banget deh waktu ngeliat muka bayi Momo yang harusnya super muluss malah jadi kering kasar meradang gitu di bagian pipi dan dagu. Udah pake pelembab atopiclair (dikasih dokter) tapi ga ngaruh buat ngilangin ruamnya. 

Dari dokter sempet diresepin salep racikan juga sih tapi ternyata mengandung steroid (sebelum ke dokter gw udah baca-baca penanganan ruam ini, emang normal aja dikasih salep bersteroid). Kalo pake salep steroid, dua-tiga hari katanya bisa langsung mulus lagi. Istilah dokternya : "salep kebakaran". 

Sebenernya kalo ga dipake dalam jangka waktu panjang sih krim ber-steroid ini gapapa ya. Tapiiii.. gw bener-bener concern tentang urusan bahan-bahan kimia gini nih. Masih bayi banget gituh, masa udah dikasih krim aneh-aneh. Wong buat mandi aja gw usahain pake sabun yang natural atau less chemical (bud's organic dan terakhir pake mustella stelatopia buat anak DA). Minyak telon aja juaraangg gw pake. Kalo massage sendiri juga pakenya minyak kelapa. Pokoknya Momo ini bayi minim kosmetik deh. Instead of bau telon, dia mah cuma bau susu aja. 

Jadilah gw research lagi ke seantaro dunia internet. Dari forum-forum luar, ketemulah rekomendasi california baby calendula cream yang konon efektif buat meredakan ruam-ruam kasus DA. Langsung deh gw order online (Alhamdulillah banget ya sekarang belanja tinggal klik-klik aja).

environment friendly California Baby

Gw pakein krim ini ke muka Momo tiap abis mandi dan tiap kulitnya keliatan mulai kering. Pokoknya gw jaga terus biar tetap lembab, soalnya kalo kering gitu takut gatel-gatel aja bayinya. Daaannn.. emang ampuh banget sis! Dalam sehari, merah-merahnya udah memudar. Dalam seminggu, muka Momo udah kayak muka bayi lagi. Superrrr happy! 

Sama kayak balsam EMAB di atas, krim Calbaby ini juga dibuat dari bahan-bahan natural organik yang insya Allah aman untuk kulit bayi. Baca-baca sih calendula (dari bunga marigold) emang udah dipake dari jaman dulu buat meredakan kulit yang meradang. Plus, krim ini juga sama bisa dipake buat segala urusan lain. Buat diaper area, luka cakar, gigitan serangga, dan banyak lagi.
Kalo EMAB gw khususkan buat daerah patpat dan sekitarnya, Calbaby gw assign untuk mengatasi wilayah body bagian atas. Soalnya selain di muka, kadang suka muncul beruntusan misterius di tangan atau di perut Momo. 

Kedua produk di atas semua meng-claim non-paraben dan non-synthetic fragrance. No harsh chemical at all. Kalo ada wangi-wangi ya asalnya dari bahan natural yang terkandung di dalamnya. Buat yang concern urusan kosmetik halal, kedua produk ini juga dinyatakan produk vegan dan cruelty-free jadi ngga mengandung unsur hewani di dalamnya. Gw baca di ingredients-nya juga ngga ada bahan yang termasuk khamr yah. Jadi insya Allah aman digunakan. Gw juga pake kedua krim ini lho kalo muka lagi kering ato bentol-bentol digigit nyamuk. 

Demikianlah review dua produk perawatan bayi andalan gw selama jadi mamanubie. Anyway harganya emang rada mihil sih (dua ratus rebuan) tapi gapapalah yang penting hati ini lebih tenang yah. Anggap aja kompensasi karena ga beli produk kosmetik lainnya (telon, bedak etc). Biar aja deh emaknya ke mall pake kantong kresek (kantong kresek sekarang juga udah bayar ya). Hihi.